Sejarah Perkembangan Seni Rupa pada Zaman Modern di Indonesia
Diposting oleh Admin Seni Budaya, on Januari 2020.
Sejarah Seni Rupa Modern
Disini
Indonesia telah terbentuk sebagai koloni Belanda dan masih bernama
Hindia-Belanda. Perjalanan seni rupa modern Indonesia terbata-bata
dibawah penjajahan VOC. Meskipun begitu program kolonialisasi Belanda
berhasil mencetak setidaknya satu orang yang diketahui merintis seni
rupa di negeri ini. Periode itu kemudian menstimulus periode seni rupa
modern lainnya.
Periode-periode seni rupa modern tersebut adalah sebagai
berikut.
Periode Perintis (1826-1880)
Perkembangan
periode perintis diawali oleh seniman legendaris Indonesia, Raden
Saleh. Berkat pengalamannya dan pendidikan melukisnya di luar negeri
seperti di Belanda, Perancis, dan Jermania ia dapat merintis kemunculan
seni rupa Modern di Indonesia. Lukisannya bernafaskan aliran
Romantisisme. Aliran yang sedang berkembang pesat di masa itu. Biografi dan contoh karya Raden Saleh dapat disimak disini.
Periode Indonesia Jelita (Mooi Indie)
Masa
ini merupakan kelanjutan dari periode perintis, setelah berakhirnya
periode perintis karena meninggalnya Raden Saleh. Nama besar yang muncul
di periode ini adalah Abdullah Surio Subroto dan diikuti oleh
anak-anaknya, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah dan Trijoto Abdullah.
Pelukis Indonesia lainnya juga ikut bermunculan seperti Sunoyo, Suharyo,
Pringadi, Henk Ngantung, Wakidi, dll. Periode ini disebut dengan masa
Indonesia Jelita karena Senimannya banyak melukiskan tentang kemolekan
atau keindahan alam Hindia-Belanda.
Karya penting Periode Indonesia Jelita:
- Abdullah SR: Pemandangan di sekitar Gn. Merapi, Pemandangan di Jawa Tengah, Dataran Tinggi di Bandung
- Pringadi, melalui lukisan Pelabuhan Ratu
- Basuki Abdullah: Pemandangan, Gadis sederhana, Pantai Flores, Gadis Bali
Contoh lainnya dapat dipelajari melalui: biografi dan contoh karya lukis Basuki Abdullah disini.
Periode PERSAGI
Pada
periode ini, Indonesia sedang berjuang untuk mendapatkan hak
kemerdekaannya dari Belanda. Pergolakan di segala bidang pun terjadi,
begitu pula dalam bidang kesenian yang sedang berusaha mencari ciri
khasnya, yaitu Seni Rupa Indonesia. Salah satu seniman besar yang
dikenal memiliki kontribusi tinggi adalah S. Sdjojono. Ia merasa tidak
puas dengan periode seni Jelita yang serba indah, karena dianggap
bertolak belakang dengan kejadian yang melanda tanah air.
Sebagai
langkah pergerakannya S. Sudjojono dan Agus Jayasuminta bersama
rekan-rekannya yang lain mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar
Indonesia). Persagi bertujuan untuk mengembangkan seni rupa di Indonesia
dengan mencari gaya Indonesia asli. Konsep persagi itu sendiri adalah
semangat dan keberanian, bukan sekedar keahlian melukis, melainkan
melukis dengan tumpahan jiwa.
Karya-karya penting PERSAGI:
- Sudjojono: Di depan kelambu terbuka, Cap Go Meh, Jongkatan dan Bunga kamboja
- Agus Jayasuminta: Barata Yudha, Arjuna wiwaha, Dalam Taman Nirwana
- Otto Jaya: Penggodaan, Wanita impian
Periode Pendudukan Jepang
Kegiatan seni rupa pada masa ini di dominasi oleh kelompok Keimin Bunka Shidoso.
Kelompok ini membawa misi propaganda pembentukan kekaisaran Asia Timur
Raya yang di inisiasi oleh Jepang. Kelompok ini didirikan oleh tentara
Dai Nippon dan dibantu oleh seniman Indonesia seperti Agus Jayasuminta,
Otto Jaya, Subanto, Trubus, Henk Ngantung.
Namun masyarakat kita
juga tidak berhenti berjuang sendiri, kelompok asli Indonesia mendirikan
PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang mendirikan kelompok ini
adalah tokoh empat serangkai yaitu: Ir. Sukarno, Moh. Hatta, KH.
Dewantara dan KH. Mas Mansyur. Seniman yang khusus menangani bidang seni
lukis adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis yang ikut bergabung
dalam PUTRA diantaranya adalah: Hendra Gunawan, Sudarso, Barli, Wahdi,
dll.
Periode Akademi (1950)
Periode
ini memulai pengembangan seni rupa Indonesia melalui pendidikan formal.
Lembaga Pendidikan yang bernama ASRI berdiri tahun 1948 kemudiaan
secara formal tahun 1950 Lembaga tersebut mulai membuat rumusan-rumusan
untuk mencetak seniman-seniman dan calon guru seni rupa di Indonesia.
Pada tahun 1959 di Bandung dibuka program Seni Rupa ITB, kemudian dibuka
jurusan pendidikan seni rupa disemua IKIP (Institut keguruan dan ilmu
pendidikan) diseluruh Indonesia.
Periode Seni Rupa Baru
Di
sekitar tahun 1974 muncul kelompok baru dalam seni lukis yang
dipelopori oleh Jim Supangkat, S. Prinka, Dee Eri Supria, dkk. Kelompok
ini menampilkan gaya baru dalam seni lukis Indonesia yang terpengaruh
oleh keilmuan seni modern barat. Kelompok ini berusaha untuk membebaskan
diri dari batasan-batasan seni rupa yang telah ada. Konsep kelompok
ini adalah:
- Tidak membedakan disiplin seni
- Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan penciptaan seni
- Mendambakan kreatifitas baru
- Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan
- Bersifat eksperimental
Referensi:
- Soedarso SP. (1990/1991). Seni Rupa Indonesia dalam Masa Prasejarah
- Soekmono. (1993). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1, 2, 3 Yogyakarta: Kanisius.
- Munandar, A.A. & Yulianto, K. (1995). Research Report: Arsitektur Gua sebagai Sarana Peribadatan dalam Masa Hindu-Buddha. Depok: Universitas Indonesia.
- Yudoseputro. (1986). Pengantar Seni Rupa Islam di Indonesia. Bandung : Angkasa
- Djumena, Nian S. 1990. Batik Dan Mitra (Batik And Its Kind). Jakarta: Djambatan
- Anas, Biranul. 1997. Indonesia Indah “Batik” Buku ke-8. Jakarta: Yayasan Harapan Kita, BP3 Taman Mini Indonesia Indah
Sumber : (http://serupa.id/)
0 Comments:
Posting Komentar